
Ringkasan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid
Haid adalah salah satu kebiasaan alami bagi perempuan. Pada saat haid, terjadi peluruhan dinding rahim yang tidak dibuahi. Kebiasaan ini biasanya berulang setiap bulan sekali pada sebagian besar perempuan. Namun ada beberapa perempuan yang tidak rutin haid setiap bulannya, entah karena pengaruh hormon atau medis.
Haid merupakan salah satu penghalang ibadah bagi muslimah. Saat haid, banyak ibadah menjadi terlarang seperti sholat wajib dan sunnah, puasa wajib dan sunnah, menyentuh mushaf secara langsung, berhaji, dan seterusnya.
Ketika haid telah selesai, agar muslimah dapat kembali melaksanakan ibadah, maka wajib bagi dia untuk mandi setelah haid. Nah, bagi yang masih bingung bagaimana tata cara mandi wajib setelah haid, berikut kami ulas penjelasannya:
Mandi yang Sah
Sebenarnya, sah atau tidaknya mandi wajib seorang muslimah dilihat dari kondisi tubuhnya dengan guyuran air. Apabila di awal dia telah meniatkan untuk mandi wajib, lalu air mengguyur seluruh tubuhnya, dari rambut hingga ke kaki, termasuk berkumur dan istinsyaq (memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya kembali) maka mandinya sudah sah.
Entah dengan cara menggunakan timba lalu mengguyur badannya, atau menggunakan shower, atau berendam, atau berenang, semuanya dianggap sah (Syaikh Shalih Al Munajjid dalam Fatwa Islamqa.info)
Tanpa melaksanakan sunnah-sunnah mandi pun tetap dihukumi sah walau dia telah meninggalkan bentuk mandi yang lebih sempurna sebagaimana tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mandi yang Sempurna
Adapun mandi yang sempurna ialah mandi dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentunya, mandi yang sempurna mendatangkan pahala tambahan dari sekadar sah.
Setidaknya, ada dua hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan tata cara mandi wajib setelah haid:
Pertama,
Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Asma binti Syakal radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai tata cara mandi wajib setelah haid, kemudian beliau menjelaskan, “Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (HR. Muslim)
Kedua,
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya (potongan kain/kapas).” (HR. Muslim: 332)
Syaikh Mushthafa Al-‘Adawy berkata: “Wajib bagi wanita untuk memastikan sampainya air ke pangkal rambutnya pada waktu mandinya dari haidh baik dengan menguraikan jalinan rambut atau tidak.Apabila air tidak dapat sampai pada pangkal rambut kecuali dengan menguraikan jalinan rambut maka dia (wanita tersebut) menguraikannya-bukan karena menguraikan jalinan rambut adalah wajib-tetapi agar air dapat sampai ke pangkal rambutnya, Wallahu A’lam.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam An-Nisaa’ hal: 121-122 juz: 1 cet: Daar As-Sunah).
Ringkasan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid
- Wanita tersebut mengambil air dan sabunnya, kemudian berwudhu’ dan membaguskan wudhu’nya.
- Menyiramkan air ke atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air dapat sampai pada tempat tumbuhnya rambut. Dalam hal ini tidak wajib baginya untuk menguraikan jalinan rambut kecuali apabila dengan menguraikan jalinan akan dapat membantu sampainya air ke tempat tumbuhnya rambut (kulit kepala).
- Menyiramkan air ke badannya.
- Mengambil secarik kain atau kapas(atau semisalnya) lalu diberi minyak wangi kasturi atau semisalnya kemudian mengusap bekas darah (farji) dengannya.
Tambah kesegaran tubuh pasca haid dengan menyemprotkan Madeo Spray ke area ketiak. Perlindungan hingga 48 jam dari bau ketiak bahkan setelah haid selesai.
Diringkas dari refrensi:
https://muslimah.or.id/45-tata-cara-mandi-wajib-setelah-haid-dan-mandi-junub.html
https://islamqa.info/id/answers/83172/tata-cara-mandi-yang-sempurna-dan-sah
Related Articles

Cara Sederhana Tingkatkan Produktivitas: Gunakan Deodorant Spray yang Bikin Kamu Nyaman Sepanjang Hari
Kamu mungkin nggak menyangka kalau produktifitas harian bisa dipengaruhi hal-hal kecil seperti......
Read More
Rangkuman 24 Jam Kehidupan Rasulullah
Semua orang pasti ingin hidup produktif, termasuk Anda, kan? Namun sebagai muslim seharusnya tak...
Read More
7 Topik Obrolan Lebaran Seru Tanpa Nanya Kapan Nikah
Mudik lebaran menjadi momen spesial yang erat kaitannya dengan kumpul keluarga. Namun faktanya ti...
Read More
Mengenal Teknik Kakeibo, Seni Berhemat Ala Jepang
Banyak orang mengeluhkan pendapatannya tak bisa menutupi semua kebutuhan. Baru saja menerima gaji...
Read More
Intip Cara Berdagang Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya
Banyak orang berani berbisnis, tapi tidak semuanya menjalankan strategi bisnis sesuai syariat. Ma...
Read More