Perbedaan mandi wajib setelah haid dan mandi junub (Gambar: Freepik)
Perbedaan mandi wajib setelah haid dan mandi junub (Gambar: Freepik)

Perbedaan Mandi Haid dan Mandi Junub yang Harus Kamu Pahami

Agama Islam telah mengatur syariat mandi wajib, yaitu mandi karena adanya sebab-sebab tertentu yang menghalangi seseorang dari beribadah. Bukan mandi biasa yang tiap hari kita lakukan sekadar untuk menghilangkan bau ketiak dan menyegarkan badan. 

Kata mandi (al-ghuslu) secara bahasa artinya mengalirkan air pada sesuatu. Adapun secara syariat artinya menuangkan air ke seluruh tubuh dengan tata cara khusus. Terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang menjalankan mandi wajib. Dua diantaranya adalah haid dan junub.

Artikel ini akan membahas perbedaan mandi haid dan mandi junub. Namun sebelumnya akan ada penjelasan tentang masing-masing syariat mandi tersebut.

Mandi Wajib Setelah Haid

Sebagaimana kita tahu bahwa agar bisa kembali beribadah seorang wanita yang haid harus menunggu masa haidnya berakhir kemudian melakukan mandi wajib. Salah satu dalil yang mendasari syariat ini adalah hadits Aisyah radiyallahu ‘anha. Disebutkan bahwa Nabi berkata pada Fathimah binti Abi Hubaisy,

“Apabila kamu datang haid hendaklah kamu meninggalkan shalat. Apabila darah haid berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat.” (HR. Bukhari, No 320 dan Muslim, No 333)

 

Baca Juga: Ringkasan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid

 

Mandi Wajib Setelah Junub

Secara bahasa junub artinya jauh. Sedangkan secara istilah berarti keadaan keluarnya mani atau ketika seseorang selesai melakukan hubungan intim karena orang itu tidak diperbolehkan shalat, mendekati masjid, dan membaca Al-Quran. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 16:47)

Adapun definisi junub dari Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah yaitu keluarnya mani baik didahului hubungan intim atau selainnya. Salah satu dalil yang melandasi syariat mandi junub ada dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 6.

Dan jika kamu junub maka mandilah.” (Terjemah Q.S. Al-Maidah: 6)

Perbedaan Mandi Haid dan Mandi Junub

Secara umum tata cara kedua mandi ini relatif sama. Hanya saja ada beberapa perbedaan yang kami kutip dari situs muslimah.or.id, diantaranya terkait:

  1. Keharusan untuk Melepas Jalinan Rambut

Disebutkan bahwa syariat mandi wajib setelah haid tidak mengharuskan wanita untuk melepas jalinan rambutnya. Namun perlu diketahui bahwa ada pengecualian dalam hal ini. Jika air dirasa tidak bisa sampai ke pangkal rambut kecuali dengan menguraikan jalinannya maka mereka wajib mengurainya terlebih dahulu.  

Berbeda dengan mandi wajib setelah junub yang tidak mewajibkan wanita untuk melepas jalinan rambutnya. Sebuah artikel serupa di situs muslimafiyah.com menyebutkan bahwa hal ini untuk memudahkan mereka. Sebab mandi junub bisa saja dilakukan lebih sering dibandingkan mandi haid. 

2.  Anjuran Menggunakan Pewangi

Asma’ bertanya kepada Rasulullah mengenai mandi haid, lalu beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya, Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisk, lalu bersuci dengannya.”

Arti bermisk disini adalah penggunaan misk atau wewangian yang bisa menghilangkan bau tak sedap.

Sedangkan di sisi lain saat Aisyah bertanya tentang mandi junub, Rasulullah bersabda, “Hendaklah kamu mengambil air lalu bersuci dengan sebaik-baiknya bersuci, atau bersangat-sangat dalam bersuci kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mencurahkan air padanya.” (H.R. Bukhari, No 314 dan Muslim No. 332)

Bisa dilihat adanya perbedaan pada kedua hadits di atas. Saat menjelaskan tata cara mandi wajib setelah haid Rasulullah menganjurkan penggunaan misk, sedangkan saat menjelaskan tata cara mandi junub beliau tidak menganjurkan hal tersebut. 

Itulah penjelasan tentang perbedaan mandi haid dan mandi junub. Nah, setelah badan bersih, kamu bisa maksimalkan kesegaran tubuhmu hingga 48 jam dengan penggunaan Madeo deodorant spray. Badan bersih, ketiak segar, siap beribadah kembali.

Related Articles

produktif tanpa bau ketiak (Gambar: Unsplash)
Cara Sederhana Tingkatkan Produktivitas: Gunakan Deodorant Spray yang Bikin Kamu Nyaman Sepanjang Hari

Kamu mungkin nggak menyangka kalau produktifitas harian bisa dipengaruhi hal-hal kecil seperti......

Read More
Tips produktif sesuai syariat dengan berpedoman pada kebiasaan Rasulullah (Photo by Age Barros on Unsplash)
Rangkuman 24 Jam Kehidupan Rasulullah

Semua orang pasti ingin hidup produktif, termasuk Anda, kan? Namun sebagai muslim seharusnya tak...

Read More
Topik obrolan yang bisa dibahas saat kumpul keluarga
7 Topik Obrolan Lebaran Seru Tanpa Nanya Kapan Nikah

Mudik lebaran menjadi momen spesial yang erat kaitannya dengan kumpul keluarga. Namun faktanya ti...

Read More
Belajar budgeting dari dasar dengan teknik Kakeibo (Gambar: Freepik)
Mengenal Teknik Kakeibo, Seni Berhemat Ala Jepang

Banyak orang mengeluhkan pendapatannya tak bisa menutupi semua kebutuhan. Baru saja menerima gaji...

Read More
Sahabat Nabi yang kaya raya dan menjalankan strategi bisnis sesuai syariat (Gambar: Freepik)
Intip Cara Berdagang Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya

Banyak orang berani berbisnis, tapi tidak semuanya menjalankan strategi bisnis sesuai syariat. Ma...

Read More