Penjelasan Hadits Kebersihan adalah Bagian dari Iman

Mungkin kamu sering mendengar ungkapan “Kebersihan adalah sebagian dari iman” dan meyakini ungkapan tersebut adalah hadits Rasul tentang kebersihan. Mari kita cari tahu penjelasan lengkap tentang ungkapan ini.

Apakah Maknanya Benar?

Makna yang terkandung dalam ungkapan “Kebersihan adalah sebagian dari iman” bisa dibilang benar. Ya, Islam mengajarkan umatnya untuk hidup bersih. Bahkan tak cukup bersih badannya, umat Islam juga  juga harus bersih lingkungannya, sebagaimana yang Rasulullah sabdakan dalam hadits berikut,

“Bersihkanlah halaman rumah kalian karena orang-orang Yahudi tidak suka membersihkan halaman rumah mereka.” (H.R. Thabrani)

Namun, tahukah kamu bahwa dalam Islam ada pembahasan mengenai kesucian? Jika dibandingkan kebersihan, kesucian memiliki derajat yang lebih tinggi. Banyak sekali kitab ulama yang menjelaskan syariat tentang bersuci (thaharah), dan menempatkan pembahasannya di bagian-bagian awal.

Pentingnya syariat bersuci juga dibuktikan dengan banyaknya ibadah yang syarat sahnya adalah kesucian, baik aspek badan, pakaian, tempat, dan lain sebagainya. Salah satu yang pasti semua umat Islam tahu adalah kewajiban bersuci dari hadats besar dan kecil sebelum shalat lima waktu. 

Benarkah Sabda Rasulullah?

Tentu kita ketahui bersama bahwa menyatakan suatu hal sebagai perkataan seseorang harus memiliki dasar kuat, agar tak jatuh dalam kedustaan. Jika hal ini saja berlaku pada sesama manusia dengan derajat yang sama, maka terlebih lagi pada hamba Allah yang derajatnya setinggi Rasul. 

Menyatakan suatu perkataan sebagai sabda Rasulullah padahal beliau tidak benar mengatakannya adalah hal tercela, bahkan dosa yang pelakunya diancam dengan neraka. Na’udzubillahi min dzalik. Hal ini berdasar pada sabda Rasulullah berikut,

“Siapa yang berdusta secara sengaja atas namaku, maka hendaklah ia mengambil tempat di neraka.” (H.R. Bukhari: 107)

Kembali pada ungkapan “Kebersihan adalah sebagian dari iman”, bisakah kita katakan sebagai hadits Rasul tentang kebersihan?”

Meski di bagian sebelumnya disebutkan bahwa makna ungakapan tersebut benar, kita tak boleh terkecoh. Mari kita mengacu pada penjelasan Syaikh Abdul Karim al-Khudeir hafidzhullahu ta’ala berikut,

“Tersebar pada lisan-lisan mayoritas manusia ungkapan “An-Nadzofatu minal Iman”, dan mereka menetapkan/melestarikan ucapan tersebut, maka kami katakan bahwa ucapan tersebut tidak memiliki sanad (asal-usul) sama sekali, sehingga tidak boleh untuk disandarkan kepada Nabi.” (Syarah al-Manzhumah al-Baiquniyyah: 2/15)

Selanjutnya beliau juga menambahkan,

“Telah datang dari Nabi bahwa beliau bersabda: Kebersihan sebagian dari iman, akan tetapi haditsnya lemah, walaupun maknanya benar.” 

Adakah Sabda Rasulullah yang Shahih Menjelaskan Syariat tentang Kesucian?

Jawabannya, ada. Berikut hadits Rasulullah yang maknanya mirip dengan ungkapan di awal dan termasuk golongan hadits shahih,

“Kesucian/bersuci merupakan setengah/sebagian dari Iman.” (H.R. Muslim: 328)

Jadi, jangan lagi menganggap ungkapan di awal adalah hadits Rasul tentang kebersihan. Jika ingin menyandarkan ungkapan pada Rasulullah, gunakanlah ungkapan “At-Thohuuru Syathrul Iman” (bersuci merupakan sebagian dari iman), bukan “An-Nazhofatu minal Iman” (kebersihan sebagian dari iman).

Sekali lagi, jangan sampai terkecoh dengan makna yang terkesan baik. Kita perlu memastikan asal-usul suatu ungkapan, memastikan dalilnya kuat atau tidak. Cukuplah berpedoman pada ayat Quran dan hadits Nabi yang sudah ada untuk menjalankan suatu amal kebaikan. Sebab, agama ini sudah sempurna, tanpa perlu modifikasi apapun di dalamnya. 

Semoga Allah ta’ala senantiasa melimpahkan taufik dan rahmat-Nya.

Baca Juga: Meneladani Kesungguhan Iman Pemuda Ashabul Kahfi

Referensi:

https://konsultasisyariah.com/35845-hadis-palsu-kebersihan-sebagian-dari-iman.html

https://muslimah.or.id/12006-hadits-palsu-kebersihan-bagian-dari-iman.html