Hati-Hati, Mager Bisa Memperparah Bau Badan

Beragam kemudahan di era digital nyatanya bisa memicu kebiasaan mager atau malas gerak. Bahkan kini ada istilah kaum rebahan, untuk menggambarkan sekelompok orang yang lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget daripada memperbanyak aktivitas fisik. Tahukah kamu? Orang yang mengalami masalah bau badan akibat mager itu bukan sebatas hoax, lho.

Sebelum membahas dampak mager dan efeknya pada bau badan, mari kita cari tahu dulu mengenai istilah ini dan beberapa fakta ke-mager-an di masyarakat.

Tentang Kebiasaan Mager

Mager (malas gerak) juga dikenal dengan istilah sedentary lifestyle atau gaya hidup sedentary. Ini adalah suatu gaya hidup tidak sehat yang mana seseorang cenderung malas bergerak atau melakukan aktivitas fisik. 

Menurut Kementerian Kesehatan RI sedentary lifestyle mengacu pada kegiatan di luar tidur, yang tidak melibatkan banyak aktivitas fisik dan hanya membakar sedikit kalori, yaitu kurang dari 1 metabolic equivalent (METs). Beberapa contoh kebiasaan yang termasuk di dalamnya yaitu bermain game dalam waktu lama, duduk berjam-jam di depan komputer, bahkan pergi dengan jarak dekat menggunakan kendaraan, padahal bisa ditempuh dengan jalan kaki. 

Coba cek, apakah kamu sering melakukan kebiasaan-kebiasaan itu?

Secara global, World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar kita melakukan aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit tiap minggunya. Meskipun demikian, ada fakta yang bertolak belakang dengan rekomendasi ini. 

Sebuah studi membuktikan bahwa hampir 31% populasi orang dewasa di dunia, yakni sekitar 1,8 miliar tidak aktif secara fisik. Hal ini menunjukkan bahwa 1,8 miliar orang ini tidak memenuhi rekomendasi global WHO. Jika ini terus belanjut, bisa saja terjadi peningkatan hingga 35% di tahun 2030.

Dampak Kebiasaan Mager

Mager rawan memicu beberapa penyakit dan masalah kesehatan serius, antara lain menurunnya imunitas tubuh, obesitas, penyakit jantung, diabetes, hingga gangguan mental. Kondisi-kondisi ini jika tidak segera ditanggulangi, akan memperbesar resiko kematian dini.

Hal ini diperkuat oleh sebuah studi yang menyebutkan bahwa jika seseorang duduk lebih dari 8 jam perhari tanpa aktivitas fisik, maka resiko kematiannya serupa dengan kematian akibat obesitas dan merokok. Parahnya lagi, mengutip dari yankes.kemkes.go.id, kebiasaan mager merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. 

Hubungan Mager dengan Bau Badan

Pada bagian sebelumnya sudah disebutkan bahwa kebiasaan mager rawan memicu beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes dan obesitas. Tahukah kamu? Diabetes dan obesitas bisa memicu masalah bau badan, lho.

Sebagaimana kita tahu bahwa saat seseorang mengidap diabetes, level gula darahnya cenderung tinggi. Apabila kondisi ini tidak terkontrol, maka rawan terjadi komplikasi yang disebut ketoasidosis diabetik, yaitu ketidakmampuan tubuh mengolah keton sehingga terjadi penumpukan. Efek lanjutannya yaitu timbul bau badan yang khas dan bau mulut yang aneh.

Baca Juga: Hati-Hati! Bisa Jadi Bau Ketiakmu Tanda Suatu Penyakit

Selanjutnya, efek dari kebiasaan mager yang bisa memicu bau badan adalah obesitas atau kegemukan. Apakah berat badan berpengaruh pada bau badan? Ya, tentu.

Sebab orang yang mengalami kegemukan pada umumnya menghasilkan keringat lebih banyak. Tak hanya itu, mereka juga mempunyai lipatan kulit lebih besar, sehingga menciptakan area yang lembab untuk tumbuhnya bakteri dan jamur. Saat keringat bercampur dengan bakteri, maka bau badan yang menyengat lebih sulit dihindari.

Jadi, mulai sekarang stop menormalisasi mager sebagai gaya hidup, ya! Jangan biarkan kamu terganggu masalah bau badan akibat mager yang tak bisa dikendalikan. Mulai bergerak aktif dan jaga penampilan dengan rutin semprot Madeo Deodorant. Masalah bau badan hilang, segar hingga 48 jam.