
Ciri Kulit Alergi Deodorant
Deodorant menjadi salah satu item yang sering diandalkan untuk menjaga penampilan. Namun alih-alih tampil percaya diri dengan penampilan prima, beberapa orang justru terdampak kandungan deodorant berbahaya sehingga mengalami kondisi merugikan, salah satunya alergi.
Artikel ini memaparkan beberapa hal terkait alergi deodorant, mulai dari definisi hingga tips atasi alergi deodorant.
Apa Itu Alergi Deodorant?
Alergi deodorant adalah jenis dermatitis kontak yang dipicu oleh kandungan deodorant. Beberapa gejalanya dapat muncul ketika kulit bereaksi terhadap alergen tertentu.
Penggunaan bahan deodorant yang semakin bervariasi dan kompleks membuat kasus ini semakin meningkat kejadiannya. Faktanya kamu juga bisa mengalami alergi deodorant meski sudah menggunakan merek yang sama bertahun-tahun. Hal ini bisa saja terjadi jika produsen mengubah formulanya tanpa menginformasikan pada konsumen dahulu.
Kandungan yang Bisa Memicu Alergi
Menurut Food and Drug Administration (FDA) 4 kategori kandungan deodorant ini bisa menimbulkan alergi dan iritasi:
- Aluminium
- Pewangi
- Pengawet
- Pewarna
Sebuah artikel dari healthline.com menyebutkan peran logam aluminium dalam kemunculan reaksi alergi. Meski dikenal mampu menghentikan keringat, ternyata ada penelitian yang menghubungkan kasus dermatitis kontak dengan paparan logam ini.
Terlepas dari alergi, kamu juga perlu tahu bahwa aluminium berperan memunculkan noda kuning pada pakaian, lho. Jadi bagi kamu yang sering menemukan noda kuning pada bagian ketiak pakaian, bisa jadi aluminium-lah penyebabnya.
Selanjutnya salah satu pengawet yang biasa terkandung dalam banyak deodorant adalah paraben. Mungkin dampak awal dari paparan paraben hanyalah iritasi atau alergi, tapi selanjutnya bisa berkembang menjadi eksim. Penggunaan bodycare ber-paraben sangat tidak disarankan terutama pada pemilik kulit sensitif dan mudah iritasi.
Ciri-ciri Kulit Alergi Deodorant
Gejala alergi deodorant yang biasa muncul di area ketiak antara lain:
- Gatal dan muncul bercak pada ketiak
- Radang dan bengkak
- Bersisik dan mengelupas pada kulit yang terpapar deodorant
- Kulit ketiak melepuh
- Tumbuh benjolan di bagian bawah ketiak
Bagaimana Mendiagnosis Alergi Deodorant?
Untuk menegakkan diagnosis umumnya para ahli melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat kesehatan pasien. Pada beberapa kasus, uji tempel dapat dilakukan untuk mengidentifikasi alergen spesifik.
Uji tempel dilakukan dengan menempelkan plester berperekat berisi alergen yang dicurigai pada kulit pasien. Cara ini dilakukan untuk mengevaluasi kasus dermatitis kontak alergi. Plester akan ditinjau kembali pada 48, 72, dan 96 jam setelah pemasangan.
Tips Atasi Alergi Deodorant
Jika alergi deodorant sudah terjadi, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut:
1. Redakan gejalanya
Obat yang dijual bebas atau over the counter (OTC), seperti diphenhydramine (Benadryl) dapat dioleskan untuk meredakan kulit gatal dan terbakar. Namun jika gejalanya berlangsung lama dan ruam terasa begitu nyeri, coba konsultasikan dengan dokter agar mendapat resep krim topikal yang tepat.
Treatment sederhana di rumah juga bisa dilakukan, misalnya dengan kompres dingin dan mengoleskan aloe vera atau lotion calamine di bagian yang gatal dan radang.
2. Menghindari deodorant yang mengandung alergen
Langkah lanjutannya adalah memilih deodorant aman tanpa alergen. Jika belum yakin kandungan mana saja yang beresiko, kamu bisa memastikannya pada dokter.
Madeo, sebuah brand deodorant lokal hadir dengan formula alami yang dilengkapi aroma vanila. Bagi beberapa orang dengan kulit sensitif mungkin kandungan ini kurang bersahabat dengan kulitnya. Jadi sesuaikan saja dengan kebutuhan dan kondisi kulit masing-masing, ya.
Selanjutnya kandungan deodorant berbahaya yang tak boleh diabaikan adalah aluminium dan paraben. Janjinya mungkin menggiurkan, tapi bisa jadi efeknya sangat merugikan. Disini Madeo meminimalkan bahan berbahaya seperti aluminium dan paraben, lalu mempercayakannya pada tawas yang sudah dikenal keamanannya sejak lama.
3. Cari pertolongan medis
Langkah ini bisa diambil kalau gejalanya berupa kulit pecah-pecah, berdarah, keluar cairan kuning di tempat ruam, atau demam. Tujuannya adalah untuk memastikan kemungkinan terjadinya infeksi.
Baca juga: Hati-hati! Bisa Jadi Bau Ketiakmu Tanda Suatu Penyakit
Related Articles

Bahaya Deodorant Beracun bagi Tubuh dan Solusi Aman untuk Wanita
Deodorant adalah bagian dari rutinitas harian yang tak bisa dipisahkan, terutama bagi mereka yang...
Read More
Bahaya Menggunakan Deodoran dengan Kandungan Racun: Lindungi Tubuh Anda dari Risiko Tersembunyi
Bahaya Menggunakan Deodoran yang Mengandung Racun: Ancaman Tersembunyi di Balik Aroma WangiDeodor...
Read More
Mengapa Gen Z Rentan Mengalami Bau Badan dan Cara Mengatasinya
Bau Badan Gen Z: Bukan Cuma Soal KeringatBau badan atau bromhidrosis adalah masalah yang bisa men...
Read More
Bau Ketiak Tak Kunjung Hilang? Gunakan Madeo Deodorant Asal Makassar yang Terbukti Efektif
Bau ketiak masih menjadi salah satu masalah paling umum namun paling mengganggu dalam kehidupan s...
Read More
Apa Saja Kandungan Deodorant yang Aman untuk Kesehatan Kulit dan Tubuh? Ini Jawabannya!
Buat kamu yang aktif sekolah, kuliah, kerja, atau banyak beraktivitas di luar rumah, deodorant mu...
Read More