Mengulik Sejarah Deodoran: Dari Tanaman Tradisional Menjadi Deodoran Modern

Masalah bau ketiak bukan masalah baru. Sudah menjadi rahasia umum bahwa bau ketiak bukan dari produksi keringat semata, namun bakteri yang ada pada kulit ketiak dan diaktifkan oleh keringat untuk menghasilkan senyawa thioalcohols yang menghasilkan bau ketiak beraneka macam.

Solusi tercepat yang sering ditempuh untuk mencegah bau ketiak adalah menggunakan deodoran. 

Namun, tahukah anda bahwa penggunaan deodoran bukan hanya digunakan di zaman modern. Sejarah mencatat bahwa penggunaan deodoran telah ada dari masa ke masa bahkan beberapa abad sebelum masehi. 

Mari kita melihat proses evolusi deodoran dari tanaman tradisional hingga deodoran modern.

Tradisi Deodoran Alami dalam Sejarah

Sejak dulu kala, manusia terus mencari cara untuk meningkatkan penampilan diri dan teknik menjaga kebersihan serta kesegaran tubuh. Berikut beberapa tradisi yang dicatat dalam sejarah dalam menuntaskan masalah bau ketiak:

• Mesir Kuno

Masyarakat Mesir kuno dikenal sangat memperhatikan penampilan dan kebersihan tubuh mereka. Dalam kitab herbal Ebers Papyrus disebutkan bahwa dari masa 1.500 SM masyarakat Mesir kuno telah meracik aneka formula yang dimanfaatkan sebagai deodoran alami. Seperti dupa, daun mint, buah jintan, kayu manis, hingga getah pinus. Penguasa Mesir abad 51-30 SM, Ratu Cleopatra VII juga dikenal sering menggunakan dupa aromatik untuk mencegah bau tak sedap dari tubuhnya.

Baca juga: Mudah Didapatkan, Ini Dia Bahan Alami Kurangi Bau Ketiak

• India Kuno

Salah satu ilmu kesehatan klasik sejak abad 2 SM asal India yang terkenal hingga sekarang dikenal dengan nama Ayurveda. Dalam salah satu bahasan Ayurveda, disebutkan bahwa masyarakat India kuno sering menggunakan daun naeem, kunyit dan minyak kelapa kering sebagai bahan deodoran alami. Kandungan antimikroba dari bahan ini berfungsi untuk mematikan bakteri penyebab bau yang ada pada ketiak.

• Peradaban Nusantara

Indonesia juga punya sejarah sendiri terkait penggunaan tanaman tradisional dalam mencegah bau ketiak. Sejarah mencatat bahwa era kerajaan Mataram Kuno (abad ke-8) dan Majapahit (abad ke-13), para wanita seringkali melakukan proses mandi dan terapi spa untuk mencegah bau keringat. Mereka menggunakan beberapa jenis rimpang menjadi sebuah jamu yang diracik menjadi lulur. 

Kemunculan Deodoran Modern

Tidak ada kepastian kapan deodoran modern ditemukan. Namun dalam salah satu artikel National Geographic menyebutkan bahwa deodoran pertama ditemukan di Philadelphia yang diberi merek Mum. Deodoran ini menggunakan lilin yang memiliki efek samping meninggalkan jejak noda pada pakaian.

Baca juga: Taktik Gerakan Saat Lupa Semprot Deodorant

Pada tahun 1903, merek deodoran Everdry menyempurnakan produksi deodoran dengan menggunakan kandungan perspirant pertama di dunia. Kandungan ini berfungsi menutup pori-pori agar tidak menghasilkan keringat berlebih.

Deodoran pun terus ditingkatkan inovasinya agar lebih ramah pada kulit ketiak serta menambahkan aroma wangi yang lebih natural. 

Utamakan Fungsi dan Keamanan

Perjalanan inovasi deodoran dari zaman ke zaman menunjukkan keseriusan masyarakat untuk mencegah bau ketiak serta meningkatkan kesegaran tubuh mereka. Sampai akhirnya kita saat ini mengenal berbagai bentuk deodoran dengan berbagai aroma yang berbeda-beda.

Namun, utamakan fungsi mencegah bau ketiak ketika anda memilih jenis deodoran. Pilih deodoran yang menggunakan bahan yang lebih ramah pada kulit namun juga memiliki kemampuan membunuh bakteri penyebab bau.

Seperti Madeo Spray yang terbukti ampuh hingga 48 jam cegah bau ketiak dan mengandung bahan alami yang aman bagi kulit.